Catatan Bulan Hitam
Lihatlah kayu-kayu pagar itu hangus
Air kering dan sinar bulan pun padam
Menatahkan kelam begitu dalam
Anai-anai kembali ke sarang penuh dendam
Dalam api berpijar
Dalam sepi mengental
Waktu membelukar
Lihatlah telaga berbau busuk
Menyisakan sebuah ketelanjangan
Terus menjelma ngungun yang menusuk
Lembaran senja yang dipintal pipit berkejaran
Musim ini mengguratkan apa?
Angin ini menaburkan benih siapa?
Dalam api berpijar
Dalam sepi mengental
Tak ada kabar
Semarang, Januari 2012
Komentar
Jiwa Sajak
sajak ini hampir mendekati pada sajak obyektif, yang menggambarkan satu keadaan diluar jiwa penulis pada satu keadaan, dan sajak ini tidak begitu banyak menggunakan gaya bahasa, akan tetapi ada satu kata yang harus dibuatkan catatan kaki atau catatan khusus, yakni pada kata ngungun, ini membingungkan, atau saya yang kurang referensi untuk memahami kata tersebut...salam
ngungun ...
ahahay ...
terima kasih koreksinya, Bang
'Ngungun' itu bhs jawa, artinya--setahu sy-- adl 'bingung, pikiran kosong'. smoga penggunaannya dlm puisi tdk melenceng
salam hangat, Bang Ali ... :)
istimewah
istimewah dengan "Menyisakan sebuah ketelanjangan" p.s ketika tdk ada aktifitas lagi smua gersang
Tulis komentar baru