Banjarmasin, 29 Januari 2013
Aku menutup luka dengan senyuman…
Mencoba menghindar dari bayanganmu…
Berlari dan terus berlari…
Entah kemana arah tujuan yang ku tempuh
Mencari dan menemukan sisa kebahagiaan..
Puing-puing kenangan masih tergambar jelas
Di sudut bola mataku yang kian meredup…
Memancar kala di terpa sinar fajar
Menyembunyikan air mata pada sebuah kenestapaan…
Entah sampai kapan rembulan merindukan bintang..
Entah sampai kapan angin berhembus perlahan…
Menembus jiwa yang kian pudar tergerus masa lalu…
Yang ada hanya tetesan harapan..
Menguap saat kaki telah goyah dan tak mampu beranjak…
Bukan karna enggan ..
Tapi hati telah terkunci rapat begitu saja…
Menunggu waktu membawa lari luka yang kian mendalam..
Secepat cosmos jiwa ini kan pergi….
Cosmos
- 2626 dibaca
Komentar
kosmos yang menghilang
sajak ini masih banyak menyimapan pertanyaan, banyak keraguan penulis terhadap penggambaran bathin penulis, konteks masalah bathin yang kacau, sehingga berdampak pada penggunaan bahasa imajinatif, sajak ini prismatis, mungkin akan lebih baik menghilangkan titik di setiap akhir sajak, sehingga tidak melemahkan kekuatan sajak ini, ini sekedar berbagi saja, dan mohon maaf jika tidak berkenan
Terima Kasih
Bapak benar sekali, dalam pembuatan sajak ini saya masih menyimpan banyak keraguan. Keraguan mengenai sosok bayangan yang telah lama ada dalam jiwa. Setiap jengkal tentang dirinya tertulis dalam bait-bait dalam sajak yang berjudul Cosmos. Oke pak.. Terima kasih atas kritik dan saran nya :)
Tulis komentar baru