Ketidakmampuanku membaca laut dalam dirimu mengutukku menjadi
rimba tropis. Dan beribu dengung malaria menyerang di sungai
pikiranku yang paling jernih. Ah, terlalu dini badai datang dalam
seteguk kopi paraksiang¹. Dan hujan itu, hujan yang menawari aroma tanah
tak jadi singgah, sebab lindap melenyap huruf dan isyarat di bibir diri
Mungkin kopi ini: sari delusi yang kuteguk serupa Qur’an
1. Subuh/dini hari
Padang, 150411
Komentar
Tulis komentar baru