DIDONG DAN BUNGA KOPI
Oleh: Emil E. Elip
Semalaman aku terpekur setengah tidur
Bersandar pada panggung bambu
Terbuai syair-syair ritmis parodis
Dendangnya menembus melintasi generasi
dan embun pun takzim dalam sunyi pagi.
Hai..kau Chek Didong tua, dendangkan padaku
Genderang perlawanan atas risauku
Banyak orang menangis pilu
dalam miskin yang membelenggu.
Jangan manjakan telinga orang-orang tu
pada cinta dan propaganda semu!!
Subuh menjelang.
Bau embun dan biji kopi segera datang
Ikan-ikan depik bergerak dari sarangnya
Kehidupan esok pagi sebentar lagi tiba
Turun dari punggung bukit-bukit kopi
Syair-syairmu bersamaku pergi
dalam niat baru yang mesti digenapi
[Aceh Tengah, Tepi Danau Lot Tawar, Januari 2008]
Komentar
Tulis komentar baru