Sudahkah aku berlantun?
Ibu. Nama agung itu.
Sepersekian waktu, sesosok wanita yang rinduku juga bertumpah padanya.
Suatu masa yang berdekatan, ketika dimensi adalah makhluk tak tersentuh, aku, yang begini hina, menangisi dia. Tiada ku hentikan segala raut yang tercermin dalam doa-doaku. Sesak atas tangis.
Pagi buta, di fajar yang belum mampir.
Di siang menyengat, ketika Nampak anak-anak berseragam asyik bergandengan tangan dengan ibunya. Tengah menikmati lelehan es krim di tangan lainnya, sambil celotehkan sana-sini.
Sungguhlah,
Sebagaimana lagi upayaku yang terlaksana, agar ada beberapa bagian dari hari yang mau hadirkannya di hadapku.
Barulah aku tau, apa yang kau pendam dalam batinmu selama ini.
Hanyalah tentangnya. Ibu.
Komentar
like this Diyan.. tiada akhir
like this Diyan..
tiada akhir tentang ibu.
segalanya
Ibu memang selalu memiliki segalanya bagi kita
starlight
Tulis komentar baru