Skip to Content

Molotov Terakhir

peluru melesat. menerobos kulit yang asing. menembus dada berdetak tegas

pemilik langkah yang enggan mundur

walau udara memanas di dalam kepala

Dua Ratus Kalimat Cinta untuk Mey

Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.

Mungkin Aku Lupa

Aku mungkin lupa

dimana kusimpan aroma hujan

yang kauberi padaku waktu itu

Juga warna mata dan rona senyummu

 

KETIKA POLITISI BERPUISI

ketika politisi berpuisi

alih alih orasi

caci dan maki

Salman ImaduddinMolotov TerakhirHidayatul KhomariaDua Ratus Kalimat Cinta ...
Mega Dini SariMungkin Aku LupaombiKETIKA POLITISI BERPUISI

Karya Sastra

dunia merengkuh cinta

dunia merengkuh cinta

 

dunia adalah bayangan, tatkala engkau terbayang-bayang

dunia adalah kegelapan, dirimu terselimuti awan kepongahan

dunia adalah nestapa berkepanjangan, manakala engkau terjerat di ketiaknya

demi kekasih abadi

Malam ini udara di dalam terasa panas dan menyesakkan, berita-berita penting hingga picisan kulahap, tanpa rasa kutelan dan tak berapa lama kubuang, karena memang bukan makanan pokokku, hanya sebatas pengisi waktu menunggu....

antara tanpa dan tiada

.

Lelah Menggapaimu

Gerak bulan mengiringi tertatihnya langkahku

langkah pelan karena letih ku menggapaimu...

WAKTU BERGULIR

Waktu berdetak terus menerjang

Sebongkah kehidupan yang melayang

Di antara sesenggukan batu karang

NEGERIKU

Tanah yang dulu kaya

kini pudar termakan era

hutan yang dulu hijau

kini terpancar cahaya silau

negeriku yang dulu damai

kini jadi saling bantai

pesantren dan bangsa ini

Tulisan ini dimuat dalam rengka mengenang perjuangan para santri, sekaligus untuk menangkis pendapat atau opini, bahwa kesufian identik dengan keterbelakangan, anti pembangunan, dan sikap apatis ......

Oleh: Agus Muhammad

tetesan embun pagi

sesekali kutengok pusaramu, sesekali aku terngiang petuah-petuah sejukmu...

bak embun pagi menetes, cukuplah bagiku tuk basahi jiwa kerontang ini....

Jalaludin Rumi dalam cintaNya

Jika kau bukan seorang pecinta, jangan
pandang hidupmu adalah hidup.
Sebab, tanpa cinta segala perbuatan tidak
akan dihitung pada hari perhitungan
nanti.

Jiwa yang didamba

sampailah aku di ujung sepi, dua cahaya menyambutku....

"mau kemana ki sanak?", dua sujudku bertanya...

"adalah tuhanku di ujung sana?", jawabku

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler