dahulu aku bukan siapa-siapa, bahkan akupun tiada sebelum ada
dahulu aku buta, bahkan akupun tak bersuara sebelum cicit burung murai di dahan cemara...
dahulu aku tak kuasa ,bahkan akupun tak sanggup menghela ingusku sendiri, ...
aku ada karena engkau mengadakan
aku melihat karena engkau beri mata
aku mampu dan bisa karena engkau teteskan iradah....
sekian lama kumengembara, hingga aku lupa...
sekian lama aku memakai pinjamanmu, seakan itu sudah menjadi milikku...
sekian lama aku terbuai, sekian lama aku terlena....
semakin aku jauh jauh jauh, dari haribaanmu...
maafkanlah aku, yang tak tahu diri ini, maafkanlah aku yang telah tersesat kini...
telah sampailah aku di dasar jurang kenistaan...
telah semburnalah kesesatanku...
hanya engkau yang sanggup mengangkat dan membersihkan noda imanku...
bukan harta yang kupuja..., bukan keluarga yang kubanggakan.....,
bukan pujian-pujian teman yang menyenangkan
bukan pula jimat-jimat, rajah-rajah,
atau bualan janji pejabat yang menyelamatkan..
hanya engkaulah yang selalu kudamba, dari pagi berganti siang,
dari siang bergeser menjadi sore, dari sore berubah menjadi malam....
tiada lain selain engkau yang kunanti di ujung pengembaraan...
tiada lain selain engkau yang kan selalu jadikan pegangan...
hingga akhirnya aku kan kembali kembali padamu.
Komentar
ren pernah menulis hampir
ren pernah menulis hampir sama, tapi sungguh berbeda permainan kata dalam puisi bpk.indah....
mengajak untuk eling
Puisi ini mengajak kita untuk eling sebagai manusia ciptaanNya yg sesungguhnya tidak memiliki apa2 tanpa pinjamannya
Senang baca puisinya
Senang baca puisinya
Tulis komentar baru