"Muasal Cemas"
: Al Baroqi
Sepusat kita tatap langit, lekat-lekat membirui mata
ada ntah di tujuhnya tempat kita layangkan pilihan
sederhana saja pinta itu
sesekali perih sembunyi
sesekali mengalpakan mawujudnya
merejahlah gurau bersenda
Seputih apa cemas yang tertangkup di dahimu, sungguh pun ku tak tahu, tak dimengerti
muasalnya hanyalah ujian, paraumu mengingau
pertarungan dan pertaruhan telah terbilang
pada subuh yang teramat subuh
kau susul ke sana
ke muasal cemas
(Muara Bulian, 14 Desember 2012)
Komentar
Tulis komentar baru