Pengakuan Ibu Peri
Tangisan seorang gadis cengeng
Telah melemparku ke tanah ini
Tanah penuh sampah
Tanah yang dibanjiri luka dan air mata
Di mana ular-ular menggigit tuannya, anjing menjilat muntahnya
Kucing dicekoki obat tidur, tikus jadi raksasa
Kupu-kupu laris di pasar loak
Lidah pengadu domba ditempa baja
Hingga serigala saling bunuh antar sesama
Tapi, kesetiaan kecoak pada sampah takkan musnah
Sebab ludah adalah nafkah
Gergaji mesin memerkosa rimba raya
Mencekik setiap aliran nafasnya
Lalu menyulapnya jadi dewa
Bagi para durjana pemuja harta
Tangisan seorang gadis yang menyeretku ke tanah ini
Air mata yang terjerembap dera derita dari sang ibu tiri
Terlalu bodoh untuk bisa bangkit berdiri sendiri
Meratap dan berharap jadi permaisuri di negeri mimpi
Kenapa harus tangisannya yang membawaku kemari?
Bukannya tangisan kecoak yang mimpi pakai dasi?
Atau tangisan rimba raya yang telah diperkosa?
Entahlah, yang pasti aku telah menjual tongkat saktiku pada seorang koruptor
Bandarlampung, 241012
Komentar
Good
Pemilihan diksi yg bagus.
Lanjutkan!
makasih
terimakasih bang, saya jg suka dgn karya-karya abang
awesome
I cannot wait to read ur poem again.
THANKS
aku juga tunggu karya-karyamu :)
pengakuan
pengakuanku juga
Tulis komentar baru