Maaf, Tuan
Hamba datang cuma ingin melantunkan puisi,
Jangan pandangi wajah hamba, Tuan
Karena tidak ada yang akan membuat Tuan tergila-gila.
Boleh Hamba melantun, Tuan
Tapi jangan Tuan muntah.
Hamba hanya gelandang sahaya Tuhan
Yang bernyanyi atas nama cinta.
Jangan kau tutupi wajahmu, Tuan
Karena hamba berdiri di sini hanya
Untuk menikmati eloknya paras Tuan.
Jangan kau berang akan tabiat Hamba
Tidak lain karena mabuk kepayang akibat cinta
Tidak perlu kau bunuh Hamba dengan belatimu, Tuan
Cukup kau hujam senyumanmu pada dada Hamba
Tidak pula perlu panah beracun untuk merengut nyawa hamba
Cukup kau pasung hamba dengan kata-kata cinta.
Jangan beranjak dari permadanimu, Tuan
Sejenak lagi Hamba akan beranjak pulang
Maafkan segala kelancangan ujar Hamba
Semua dikarenakan cinta terpasung
Yang seperti candu beracun untuk Hamba.
Jambi, 15 Januari 2005
Komentar
Tulis komentar baru