Di atas gunung nan bebatuan
Hijau ‘tak terbentang luas
Hawa beserta angin panas merangsang
Akan kebenaran dan rupa setan
Oh, hidup kerdil.. jiwa yang tersesat
Mencari setitik asin, di tengah nikmatnya manis
Kecewa yang tebal berlapis
Gelisah berjumpa kesulitan
Pada zamanya, sesuatu dilakukan “demi Tuhan”
Semua hal berjalan bersama detik “demi uang”
Ubermench dibentuk Nietzsche untuk “membunuh Tuhan”
Untuk bebaskan pikiran, jiwa, untuk keagungan
Untuk ketamakan dan kebesaran manusia!
Sudahkah “uang” dapat lagi dipersembahkan bagi “Tuhan”?
Di sana ada ‘ku dengar selinting harapan
Ditempat nan gersang ini dipenuhi anggapan
Yang terawat bersih,
Terbungkus rapih,
Kritik ‘tak mampu membasahi !
Ahh.. bukankah anggapan separoh dari kebenaran?
Terdapat satu kawah untuk dua kutub berbeda
Terdapat satu terminal untuk berbagai angkutan
Pikirkanlah! Persembahkanlah...
(Jakarta, 31 Desember 2013)
Komentar
Tulis komentar baru