RINDU SANGKAR
Petang, jalanan meremang
Cahaya kunang membelah gelap tak terungkap
Banyak ranting yang kuat, lepas ranting yang rapuh
Bolehlah hinggap sekadar hinggap tapi jangan hinggap untuk menunggu dan berharap
Saat ini, sebatang kara kasat mata
Mata itu sungguh lemah
Rela melepas tetes demi tetes yang terbuang sia-sia
Biarlah jemari ini mengusap derai itu
Tak usah mengeluh dan mengaduh
Tiang-tiang kemenangan menunggu
Kejutan wicara sang dungu
Kian lama terkurung harapan mimpi delapan pilar
Lihatlah mata ini, kau masih bisa terbang
Memandang warna lain dalam dunia
Tengoklah sang bunda
Duduk di depan pintu, menyambut senyum kepulangan
Sangkarmu masih begitu indah
Surakarta, Maret 2012
Komentar
di sini mendung, barangkali
di sini mendung, barangkali hujan telah sudah di sana.
TANGIS
tangis langit membasahi mata itu..
kini dia tersenyum dalam dekapan sang bunda..
Tulis komentar baru