Namanya Jo.
Sebelumnya ia sempat takabur. Ia merasa bahwa dialah yang paling mengenal dirinya. Namun, akhirnya gemuruh ombak menyadarkannya: gemuruh ombak itu seperti suara di dalam dadanya.
Ia mencoba lebih intens dan berjalan menuju ujung pantai. Sendirian.
Suara ombak itu seolah-olah berbicara dengan suara hatinya. Tapi, ia tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Jo menangis. Ternyata hatinya selama ini masih keras. Akhirnya ia membuat sebuah tulisan dalam buku catatannya dengan judul "Seribu Satu Cara Hati Berbicara".
Alam lebih tahu
suara hati kita.
Tapi, terkadang kita
terlalu keras hati
merasa paling mengenal
diri sendiri.
Dan, akhirnya kita
hidup dalam bayangan:
siapa sebenarnya diri kita.
Komentar
Tulis komentar baru