Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.
“HAIRAN sungguh aku dengan orang sekarang!” Rasa kesal jelas terpancar di wajah Long Nah. Segala yang terbuku di hatinya selama ini bagaikan tidak tertahan-tahan lagi.
Isi kepala yang terkelupas barisan perhitungan logika angka satu plus sepuluh titik enam akar dua, yang kau yakini tak ;pernah ku temui di saat aku bekerja
Hari ini adalah awal dari segala hasrat untuk merdeka kupenuhi dengan membiarkan diri ini pulang dan pergi dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan meninggalkan suatu bekas kenangan yang benar-benar membekas di dalam hati, benak, dan pikiran. Perlahan-lahan aku mulai merangkai berbagai kisah dan memori yang membuat diri ini teringat tentang seberapa pentingnya hari ini di dalam hidupku.
Komentar Terbaru