Siang itu di sisi sebuah jalan arteri kota
Berdiri seorang laki-laki yang penampilannya kumuh, seperti kurang waras
Dibawah siraman terik sinar matahari, ditengah kebisingan kota ia berpidato
Layaknya seorang orator ulung, dengan suara lantang ia berkata:
"Wahai bangsaku, anak-anak bangsa dari sebuah negri yang besar
Sadarilah olehmu bahwa kita ini adalah sebuah bangsa yang hebat
Tetapi kita bodoh karena bisa diakal-akali oleh tikus-tikus berdasi
Tikus-tikus itu sangat pintar, panjang akalnya 'tuk mengelabuimu
Ketika musim pemilihan umum tiba, ia berubah jadi sangat baik kepadamu
Dengan ikhlas ia akan memberimu sepong roti setiap hari
Agar engkau senang, dan mereka pun bersenang-senang
Saat itu ia telah menyulapmu menjadi seekor tikus
Serta ia pun berubah wujud menjadi seekor kucing bagimu
Ketika mereka telah berhasil mencapai tujuan, mereka pun kembali menjadi tikus
Dan engkau pun berubah menjadi seekor kucing baginya
Saat itu engkaulah kucing kampung, berhadap-hadapan dengan tikus-tikus kota
Engkaulah kucing bingung karena melihat begitu banyak tikus besar berkeliaran
Tak mampu berbuat apa-apa karena jiwamu masih berjiwa tikus
Meski wujudmu telah berubah menjadi seekor kucing!!!!"
Komentar
Tulis komentar baru