Dermaga sunyi disentuh oleh Erry Amanda dan Hakimi Sarlan Rasyid
SUNYI DERMAGA
-- erry Amanda
Dayung mendayung sunyi dermaga
Nyanyian gericik ombak rakit jauh tepian
Di pantai angin memainkan gerai rambut juwita
Pagi masih berurai kabut
Dan awan selalu mengisahkan hari hari diam
Selalu diam
Aku tak henti menyampaikan pesan pada burung camar
Bahwa aku menanyakan tentang kesendirianmu
Juga teras yang masih menyisakan kopi terakhir
Di mana kau mengucapkan selamat tinggal
-- Situ Cileuncak - 16 06 19
DERMAGA BERSELIMUT SEPI
Dermaga sunyi berselimut sepi yang dulu
Nakhoda lesu di geladak menatap langit
Kelasi semakin lusuh rapuh duduk termangu
Samakah nakhoda seperti kelasi menahan sakit
Mati angin perahu bagai sabut liar mengambang
Nakhoda dan kelasi sama diam menimang bimbang
Nakhoda dan kelasi menunggu layar terkembang
Nakhoda dan kelasi rindu angin rindu berlayar
Rindu angin buritan bertiup layar terkembang lebar
Pulau tujuan terlihat meski masih samar-samar
Sepi pagi sepi siang sepi sore sepi malam
Ombak kecil tanpa buih beriringan pecah di pantai
Dermaga ditelan gelap nakhoda dan kelasi muram
Kisah nakhoda dan kelasi entah siapa yang memulai
201806100527_Kotabaru_Karawang
ENIGMA THE GRAY SEASON
-- Erry Amanda
How do you know about reality of my life
No a word can tell it
Just the old man
With nothing els
***
FROZEN
--- Erry Amanda
Blood covered the sky
Dray tears just a shadow of your face
Pail in a empty village
No smile phantom tree
Even silk road without road
Tell me what's up
All of it
-- Bandung - 150119
***
STILL YOUR FACE
--- Erry Amanda
As you've been known for milion years –
I won't be giving up for everything –
though we are apart for far far away but you still by me.
I can't change anything even just your name
I don't care about sadness never been away
This picture not your fase, I know
But your soul in it
For more than 4 years I've been diving in deep silence
I still linsten what's kind of song do you sing.
Bandung 150119
NYANYI SUNYI DERMAGA
---Erry Amanda
Pelan kota labuhan derak jungkung kayuhan waktu menghantar senja tembaga melukis cahya pantul dari masa ke masa, kadang begitu senyap menggiring angin di tepian
Para nelayan memainkan ombak jemari sejarah jaman di layaran samudera ketehuhan
Apa yang perlu dipertanyakan atas nasib ydi atas pahatan jiwa jiwa diteguhkan
Dan cintaku adalah hamparan merjan di tepian ladang ketulusan
Meski sering tali ikatan rantas di pergelangan
Saat mentari menata ulang esuk yang masih tersisa
Mungkin
Tengok sejenak langkah yang terayun nyaris tak bersuara
Meninggal kanjejak bayang di balik dadamu
Jumput selembar rambut perak
Menyimpan kidung batas usia
Sebelum aku dikuburkan
--- Bandung 14 Januari 19
NYANYIAN HUJAN
-- erry amnada
Gerisik nyanyi sunyi rumpun bambu ketika lentik jemarimu menganyam tikar kebersamaan pada gelaran peristiwa antara prahara dan langit bergelombang
Binar matamu menyunting kejernihan bathin dan kasih sayang meski hanya pantulan lampu minyak di sudut jiwamu, begitu sederhana.
Hujan dini hari membasah di celah dinding hati dan jiwa rinainya adalah pupuh yang selalu sama-sama kita senandungkan
Jika aku mati duluan
Jangan bawa kembang yang tumbuh di halaman
Kau tabur dikuburku
Aku tidak ada di balik nizan
Biar ia tetap menghiasi angin yang mewartakan
Tiap hari kita sirami sambil berkidung dan berbincang tentang matahari yang selalu pagi
Ini kali
Malam menyuguhkan nyanyian hujan
Ku coba menyeberangi batas begitu jauh
Dan
Wajahmu tumpah di plataran rinduku
--- Bandung 14 Janusari 2019
K E S A K S I A N
SAAT SELEMBAR UBAN MASIH DIPERHITUNGKAN
--- Erry Amanda
Jemari masih kukuh menghitung dentang lonceng
Berulang nada yang sama jumlah yang sama
Lantas apa yang pantas diperhitungkan
Kendati ada di ruang lompatan waktu
Nol
Pisau waktu memotong diagon kehidupan
Kemudian sunyi memecah hiruk pikuk
Menjadi serpihan serpihan hasrat
Dan jalan jalan kian berliku
Hitung
Berapa juta ton nafas yang dihela
Sedang sejengkal ke depan lepas hitungan
Katakan usia berhenti pada hitungan dua puluh
Bersandar di rasa dan perasaan
Apa yang hendak dilakukan
Benarkah menjemput kematian
Sementara ketakutan
Diam di bibir nizan
--- Bandung 17 10 19
PERCAKAPAN DIAM
--- Erry Amanda
Alun subuh di deru mobil membelah bukit dan beku kabut
Getar gigil tubuhmu menyusun partitur tembang perjalanan
Belum genap sungguh
Mentari terang tanah dari getar jiwa pada tautan di tengah bayang
Halaman masjid setetes airmata doa digamitkan
Dan bincang diam di tengah tabirul ikram
Meletakkan segala yang pantas diletakkan
Soreang
Sepanjang jalan tanpa tikungan
Kita sama sama mendendangkan pupuh jiwani
Dari sekerat daging hanya di pisahkan ruang
Masih juga saling tatap meski di ruang paling diam
-- Bandung 071019
(mengenang 14 Maret 2019 bersamanya)
SENANDUNG RANTING & DAHAN
--- Erry Amanda
Menjumputi musim demi musim
Senandung panjang ranting dan dahan jaman
Gemulai seperti tarian gambyong
Jelita putri dusun
Lentik jemari menyusuri sejumlah pergantian
Meski di alur waktu siang dan malam
Jangan kau herankan ketika rembulan
Bersolek siang hari
Ketika jiwa mulai kumuh peradaban
Begitu entah
Membadai di gincu percakapan
Lantas jangan tanya soal kebenaran
Ini bukan jaman lintasan tanpa hambatan
Katakan
Rambu telah pantas menghukum diri sendiri
--- Bandung 22 09 19
NOCTURNO
-- Erry Amanda
Menyusuri lorong lorong sepi lampu pendar sayup cahaya diselimuti kabut musim semi
Malam kian larut
Telah lama perkampungan kota sepi suara kecuali geretak rumah rumah tanpa penghuni riuh suara angin
Udara beku terus menyusuri malam
Sebatang rokok sejak sore enggan dibakar dan secangkir kopi pahit tinggal ampas di atas meja sudut emperan rumah di bawah pohon yang sebagian masih meranggas daun
Seribu sore yang lalu aku menutup halaman buku tentang kerinduan yang enggan untuk dibaca ulang
Kisah usang pantas untuk dikebumikan di ruang paling sunyi
Dalam jiwa
Sayup dari kejauhan Copin menggugah langit senyap dari rintih piano yang berpetualang tentang langkah hari tak berulang
dari gemuruh rasa dan hasrat berselimutkan kabut menuju jalan pulang
Sejenak melintas sayup dawai harpa menelusup di jemari kesendirian yang sempurna
Malam pun tak pernah tertuntaskan
Salju mulai turun
menghamparkan nada nada tak pernah selesai dikidungkan
-- Negeri jauh 14 Juni 2019
MUSIM GUGUR
(sepanjang Trans Siberia)
Erry Amanda
Berjalan di hamparan daun-daun luruh dimainkan angin
Ujung musim semi menghantar kisah suka cita
Burung burung mengepak sayap di atas hutan bunga
Melantunkan nyanyian cinta alam sepanjang jaman
Berdiri si sana
Di hamparan bumi TuhaTak Negara tak bangsa taka sing tak pribumi
Bukan pelancong di tanah yang berpetak nama
Cinta masih sesegar di dusun di mana pun
Ia adalah rasa semua bangsa kehidupan
Dan
Sunyi adalah hening memakna ruang seluruh ruang
Jelajah waktu di telapak langkah para pejalan kaki
Renungkan saja titi nada hitung dan jumlahkan
Berapa trilyun komposisi diciptakan
Sebutkan rancak dinamika tata musical jiwa
Adakah yang lebih mulia dari kidung kidung pupuh yang dilantunkan
Sedang ia adalah dunia rasa tanpa memilah bangsa
Musim gugur ranggas daun ruang mukiman
Menenun perjalanan jaman hingga saat dituntaskan
--- Bandung 14 September 2019
SUATU KETIKA
--- Erry Amanda
suatu ketika mentari membuka jendela hari
aku sudah tidak berdiri di depanmu
sedang
gema suara suara memanggil
surau seberang jalan
masih seperti dulu
bunga bunga di teras masih sendau gurau
berkisah tentang kita
wajahku sudah luruh di antara embun dan daun daun
atau gericik air yang sama sama kita mainkan
sudut ruang itu
susunan dawai lantun jiwa dari jemari lelaki
ditimang matahari dan deru angin
ia tak akan senyap di relung jiwmu
aku tahu
jalan jalan yang telah kita petakan
jejaknya masih mengalir di deras nadi bathinmu
aku yakini
di deras sungai yang mengalir dari sudut mata kita
kau tak perlu membuka pintu lagi
sebab aku sudah tak akan mengetuknya
hanya lengkingku masih menggema
di sana
di pintu lain dalam dirimu
--- Bandung dini hari, 02 Agustus 2018
Komentar
Tulis komentar baru