Sahabatku,
Kulihat buku di rak pengetahuanmu berceceran tak beraturan
Buku ilmu pengetahuan bertindihan dengan buku filsafat
Buku sastra kesayanganmu, terselip rusak di buku teknologi
Sahabatku,
Kulihat rak pengetahuanmu juga penuh padat dengan debu
Tak kutemukan bekas kain membersihkan debu yang kelu
Tentu Sahabatku tahu, padat debu mengganggu penglihatan hati
Sahabatku,
Mejamu juga agak berantakan, tak kutemukan taplak
Untuk menutup aurat kayu yang menjulur ke segala arah
Bahkan empat kaki mejamu mulai renta, entah karena apa
Sahabatku,
Aku datang untuk menata sebagiannya
Akan kubuatkan kotak-kotak pembatas
Agar kita bisa bedakan bermacam buku
Agar kita mudah mencari kebenaran
Aku juga akan bersihkan padat debu itu
Taplak ketulusan khusus telah kupesan
Sahabatku, Sayang!
Kini semua telah sedikit rapi, meski tak semua
Sahabatku jangan bingung dengan tataan yang baru
Proses pencarian memang akan selalu demikian
Sebagaimana tanganku kini penuh dengan debu
Dan air matamu telah membersihkannya
Bekasi, 7:39, 3 Januari 2014
Komentar
Sahabatku. . .
Sahabatku, terima kasih karena telah membuatnya rapi meski tak semua
Sahabatku jangan bingung juga tersinggung
Sebab kebebasanku juga tak suka mendua
Sebagaimana air mataku gerimis malu dan murung
Juga kebenaran yang terluka
Dan Sebagaimana filsafat yang melewati tiap sifat
Debu di telapak tanganmu pun membuat sedih para buku
Kenyataan pada puisimu indah layaknya kupu-kupu
Satu karya yang membuatku terkesan dan tergoda untuk ada di dalamnya, mbak.
Salute!
Terima kasih atas
Terima kasih atas apresiasinya ... diizinkan untuk terkesan dan tergoda untuk berada di dalamnya. Salam ...
Tulis komentar baru