Di ambang lengang diamuk khayalan kedamaian kawah alam biola
Setiap frasa dalam bisikan kata-kata terkenang saat perawatan tabib mitra
Pernah seuntai bunga satu jejak langkah terlanjur tandas terlempar ke ranah entah
Sesuatu mengada ketika tiada kalimat terlumat dan gagal dalam segala hal
Rengkuhan punah tiada ditahan betapa gelisah diseret jari-jari bimbang
Longsorkan jiwa ke dalam jasad kenangan terusik lingkaran cincin penyatuan
Biarlah mayat tersimpan rapih disantap belatung dan rayap dengan semua kebaikannya
Sesuatu menghilang dan mengada pada campuran bumbu-bumbu degup rasa
Tulikan setiap paksaan sekedar membius diri saat menjelajah kesunyian lara
Di antara tubir senja bersama suara detik merambat lambat jelang malam yang pucat
Mendadak denyar-denyar tanpa suara semerta mendesak memaksa jatuhkan dua bulir air mata
Membeku dalam waktu dibakar jilatan api biru membentuk jembatan kehidupan baru
Satu indah mengepung segala pesona warnai fana datang membabi-buta
Melihat secabik cermin pada taman peristiwa menyarang aman dalam benak terlena
Bersitatap kenyataan dan mimpi dalam teater sanubari desiran makna merangsek murni
Sesuatu ada ketika tergerus keramaian saat mengurai rintik hujan sejuta harapan
Impian lenyap tertikam robekkan kertas pada lamunan pena bebas
Nubuat cinta tidak layak melukiskan kenikmatan labirin yang sesak akan misteri
Desing selaksa pelita banjiri sungai darahku dengan pertanyaan tanpa batas mendayung lepas
Awan gelap pergi entah kemana sehingga terbuka dataran jiwa disinari kehangatan surya
Harmonisasi segala warna membentuk pelangi dalam emosi cerita cinta
( Kayu Agung, Palembang, 5 April 2014 )
Komentar
Tulis komentar baru