Ibu dan Nina
Purnama duduk di kepala. Jemariku terselip diantara jemari Ibuku. Kami mengayunkan langkah menuju rumah yang baru dibeli oleh Ibu.
"Nina, kita sudah sampai, Nak."
Tersentak aku. Merasa menjadi orang yang terkaget sejagat. Ternyata Ibu membawaku ke dalam liang lahatnya. Gelap. Aku gelagapan.
Komentar
Fiksi Mini
suka fiksi mini juga? hehe bagus bang ceritanya :D
like
cuma segelas
namun penuh-penuh
sedahaga haus menjadi telaga
hehehe
Mbak Miyos, terima kasih. Alhamdulillah saya juga suka fiksi mini. Saya cinta sastra :D
Kak Antok, terima kasih, Kak. Sampek penuh, sampek tumpah-tumpah juga hehehe
kak tio.... puisi tentang
kak tio.... puisi tentang lagu nina bobo itu kak yang dibuat buku... bagus loh kak kenapa gak di share disini
Tulis komentar baru