Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.
Kisah Ri beda lagi. Sinyalnya beda. Ini seperti film Amerika yang judulnya Blitzkrieg. Konon itu artinya adalah Serangan Kilat. Memang ada kilat waktu itu. Dan diikuti oleh petir.
Tua, berjenggot, berkumis, semua sudah putih, bahkan alis mata dan bulu mata pun putih, adalah sesuatu. Apalagi kalau pilihan pakaian tampak sangat beda dengan orang-orang sekitar.
Ini 60an. Di kampung belum ada motor yang joknya bisa menyobekkan keperawanan. Apalagi hape, Jauh. Masih jauh, Kampung yang sekarang tampak sebagai kota masih dalam bentuk asli, Dan asri.
Soal keberanian mendekati dan memulai pembicaraan aku nyaris tidak pernah kalah. Apalagi kalau pedekate itu memakai tulisan. Memakai surat. Aku pasti menang. Tapi soal duit aku kalah total.
Komentar Terbaru