Kekasih,
Baju kacamata, dan senyumanmu menyatu dengan semesta
Kau lebih seperti sedang membuat bunga,
Pelangi dan seja iri padamu
Kekasih, mungkin saja
aku adalah cermin yang dikirim semesta
aku mencintai anggrek di hutan belukar
aku juga selalu rindu pada senja pada pelangi
juga pada ujung matamu
yang menyimpan senyum perempuan desa
Perempuan desa?
Bukankah itu sebuah kesetiaanmu
yang selalu satia menjagai senja dan kesiur angin,
dan debur ombak yang pernah menjamu pertemuan kita
Di desamu tempat para nelayan mendekap harapan,
tempat para buruh menambang hidup
Tempatmu setia memanggilku, di desa itu
Masih kau perempuan desa itu?
Pada pedesaan aku jatuh cinta
Tentang daun-daun kuning berguguran
Tentang embun yang memenuhi rindu
padang rumput liar
Tentang jingga di seberang laut yang
selalu pamit sebelum Magrib
aku masih setia menyemai harap di desa ini
Pada rumah bambu tempat ku duduk
menunggu kabarmu
Masih terselip harapmu di antara dinding jelajah itu
Kelak kau kembali
Menunaikan amanah almamater
Untuk anak-anak lusuh desa kita
Rahmat Adianto & Eva Dandelion
Kendari-Buton Selatan 2020
Komentar
Tulis komentar baru