Skip to Content

Akukah Seorang Perawi?

Foto Rahmat adianto

Akukah Seorang Perawi?

 

Sayangku,

bagaimana hendak berbincang tentang kopi

jika giris mereguk pahit

atau perihal pertemuan

jika rikuh akan perpisahan

 

Biarkan saja aku 

meraut onggokan kenangan

merawi segala nestapa

meminta senja menyisakan merahnya

sekadar pelipur lara

 

Pada sebuah nostalgia

kau pernah seiras bahadur 

berperi pada orang-orang

bahwa kau tak perlu dalih untuk mencintaiku

 

Kau dapati segala kekuranganku

"seperti bintang di malam hari"  ketusmu

Kau lincir mereken kelebihanku 

"tak lebih dari jumlah matahari" tukasmu lirih

"Kalian lupa, saat matahari datang, bintang-bintang raib dari garis pandang" 

 

Kita adalah dua pecundang yang saling melankolis

karam di palung kesunyian 

tegal kau hasad padaku

yang berkali-kali gandrung pada senja

dab gagal menghantarkan rindu ke dadamu

 

Lalu kau mencari dada lelaki lain

sekadar menidurkan lejar

aku masih terlatih berkian-kian musim

akhirnya kita terjebak dalam harapan yang makin usang

 

kau kumaafkan, kekasihku

 

Konawe Utara, 28 Mei 2022

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler