Akukah Seorang Perawi?
Sayangku,
bagaimana hendak berbincang tentang kopi
jika giris mereguk pahit
atau perihal pertemuan
jika rikuh akan perpisahan
Biarkan saja aku
meraut onggokan kenangan
merawi segala nestapa
meminta senja menyisakan merahnya
sekadar pelipur lara
Pada sebuah nostalgia
kau pernah seiras bahadur
berperi pada orang-orang
bahwa kau tak perlu dalih untuk mencintaiku
Kau dapati segala kekuranganku
"seperti bintang di malam hari" ketusmu
Kau lincir mereken kelebihanku
"tak lebih dari jumlah matahari" tukasmu lirih
"Kalian lupa, saat matahari datang, bintang-bintang raib dari garis pandang"
Kita adalah dua pecundang yang saling melankolis
karam di palung kesunyian
tegal kau hasad padaku
yang berkali-kali gandrung pada senja
dab gagal menghantarkan rindu ke dadamu
Lalu kau mencari dada lelaki lain
sekadar menidurkan lejar
aku masih terlatih berkian-kian musim
akhirnya kita terjebak dalam harapan yang makin usang
kau kumaafkan, kekasihku
Konawe Utara, 28 Mei 2022
Komentar
Tulis komentar baru