Hei ar-Rahim
Apa kabar
Kutulis juga jiwa ini untukmu; hanya jiwamu
di hari engkau keluar dari rahim ibu
Ketika malam malu pada punggung bumi
Ketika suara menepi
Ketika kakikaki pulang dari gembala penghambaannya
ar-Rahim kusentuh namamu dalam ingatan nuraniku
Kutangkap wajahmu dalam jamuan tangan dan dahi
Kubuang angan angan yang terjaring oleh akal
Kupanggil dalam inginku namamu dalam ruhku
Agar engkau dengar
kesepian mana yang dapat melangkahkan kaki
saat sepi telanjangi cahaya sendiri
Agar engkau lihat
bahasa dari ketakutan jasad yang bermimpi
saat suara jatuh kedasar langit penjaga diri
O ar-Rahim kekasih hayatku
Kutafsirkan rasaku ke dalam jiwa
jiwaku dalam sifat
sifat dalam jasad
Untukmu
hanya untukmu
Agar dapat engkau simpan
Seorang pemuda yang menyembunyikan ketakutan indra dalam katakata
Katakata yang hilang dalam suara
Suara yang tak memiliki nama wujud
Benarkah aku
adalah tanya yang terkunci
Benarkah aku
adalah sifat yang kehilangan tempat
Benarkah aku
adalah tamu yang tersisih ruang
Benarkah
Wahai ar-Rahim kekasih-terkasih yang lahir dari rahim matahari
Dengarlah
Dengar suara hujan yang tak pernah sampai
Sampai mengemis dalam tangis
Kuminta dirimu dariNya
Diri yang selalu ada dalam ingin ruhku
Diri yang mengunci janji dalam setiaku
Diri yang sadar dalam tubuhku
Diri yang mengantar bahasaku ke dalam rasa pada Tuhan
Duhai ar-Rahim
Kumohon
Jangan pergi dari tempat engkau sembunyi
Izinkan kumencari
Sampai kubertemu dinginnya matahari.
Aku mencintaimu
dari jantung
hingga jasad meninggalkan pagi.
Komentar
Tulis komentar baru