Skip to Content

KEPADA PIPIT SAHABATKU

Foto Pena Hasan Bsaidi

pit, musim demi musim menjauh

ruang dan waktu mengabur

, di hati tidak

 

dengarlah pit,

sepanjang perpisahan ini

nasib bulu-buluku sekusut  puisi

berserakan masai dihempas sepi

 

jika saja tahun-tahun gersang ini bisa bicara

tentu ia akan berkata kepadamu

pada legit lesung pipitmu itu, pit

bagaimana aku tak rindu

 

tahukah kau pipitku

di belantara rimba beton ini

aku ini tetaplah pipitmu yang kesepian

dan akan selalu demikian

 

dan malam-malam insomnia seperti ini

kubayang-bayangkan tatap matamu,

kukenang hamparan sawah tempat kita bermain

ah kau tahu pipitku, seperti apa kangen ini

 

pipitku,

kusadar pertemuan dan perpisahan memang telah dituliskan

sungguh pun demikian, dengarlah pipitku

dengarlah apa yang dibisikkan rindu

 

di sela hembusan angin yang membelai pipimu malam ini

lihatlah kerlip gemintang di kejauhan

demikianlah kilau rindu pipitku

demikian peluk kecupku

 

duh pipitku,

sejauh-selama merantau aku

hanya tubuh ini yang bisa pergi

sementara hatiku tetap di sana

tetap  tinggal bersamamu, pipitku

 

 

ah,  tahukah kau pipitku

malam ini hatiku ada di sana

di sepanjang pematang sawah itu

di antara barisan pinang yang menjadi pagar sawah kita

 

malam ini hatiku ada di sana, pipitku

berkejaran denganmu, menangkap belalang kupu-kupu

lalu dengan debar sajakku, kulukis senyummu di  langit biru

malam ini pipitku, kau rasakah betapa rindu

 

Batam, 07.11.2014

Komentar

Foto Beni Guntarman

Puisi ini bagus....

Puisi ini bagus dari sisi idenya, dari segi bagaimana penulis memilih dan merangkai kalimat per kalimat, namun penggunaan kata "pipitku" yang terlalu banyak menyebabkan keindahannya jadi memudar, seharusnya puisi ini bisa memberikan banyak inspirasi bagi pembacanya. Contoh:

.................
ah, tahukah kau
malam ini hatiku ada di sana
di sepanjang pematang sawah itu
di antara barisan pinang yang menjadi pagar sawah kita

malam ini hatiku ada di sana
berkejaran denganmu, menangkap belalang kupu-kupu
lalu dengar debar sajakku, kulukis senyummu di langitku
malam ini kau rasakan betapa dalamnya rinduku

Beni Guntarman

Foto Pena Hasan Bsaidi

malam bang Beni, terlalu

malam bang Beni, terlalu banyak ya bang, memang "pipitku" ini terlalu bang, hee.. ,tapi untuk segala saran dan masukannya, saya ucapkan terimakasih banyak, akan saya perhatikan dan tentu akan sangat berguna untuk karya berikutnya, sekali lagi terimakasih, salam

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler