Kisut kulit membentang bumi
Nyaris enggan mengeja nafas
Sekian terlalui langit yang panjang
terhuyung sesekali angin menerpa
hati batu gontai tetap melenggang
~
Kedip mata akrab dengan sebuah pusara
Kepala bertebar kapas duduk termenung
Menunggu saat jeda antara jiwa dan raga
Hanyalah asa menakar cita dan rasa
Untuk menancapkan tonggak dada
Teriak lantang sbagai torehan jejak
Komentar
Tulis komentar baru