PELET SI MASTER
Nur Rofik KS
Merayu dalam petisi
Menunjuk hati tak berisi
Menyalalah semua ambisi
Merebut setiap kongsi
Bermandikan peluh para pesuruh
Berdiri tegak seakan dewa
Bergelaktawa memuaskan hasrat
Si master menuju kursi lusuh
Siapkan sesajen jiwa
Suap para demon berwajah malaikat
Pelet asmara terbang melayang
Penuhi buana sedang tayang
Para jelata nanar memandang
Pasrah pada Sang Maha Sayang
Panggul, 13 September 2020
LEPAS LIAR SI BAJU BIRU
Nur Rofik KS
Buana riuh bilik suluk bergemuruh
Pertapa memejam mata, tafakur
Menyibak tabir, hingga ego luruh
Memindai fatwa alam, tanpa terukur
Pitawat disuarakan demi keselamatan
"Basuh diri , tudungi alat pernafasan,
heningkan jiwa di wisma, bagai tahanan
Dua kali setahun jagung, raga serupa benduan
Rasa tertindas, dilibas tanpa kebebasan
Gapura diacak, rantai dirantas atas nama kenikmatan
Bak si baju biru yang terlepasliar
Meramaikan perayaan yang disangka aman
Melalaikan wejangan seakan hilang sabar
Mempersetan rafik bagai dijadikan umpan
Panggul, 3 September 2020
AKU MALU, TUHAN
Nur Rofik KS
Aku malu, Tuhan
Jauh hari sebelum Wuhan
Para okultis berpetaruh untuk menahan
Agar umat menjauhi keserakahan
Tuhan, aku malu
Wejangan hanya tertebar dingin
Wasiat terngiang dicerna bak kekangan
Tuhan, aku malu
Tentara-Mu melaju bagai angin
Menerjang mayapada tanpa sandungan
Aku malu, Tuhan
Insan ini hanyalah penutur recehan
Beriman sekedar dalam ocehan
Nasehat terekam cuma sebatas gubahan
Panggul,
2 September 2020
BUKAN KEHENDAK
Nur Rofik KS
Jagad meronta manusia mendulang rasa
Alam menyapa tegas tanpa peduli siapa
Mayapada bergeliat geram melihat dusta
Angkasa meringkik, memekik penuh murka
Menjauhkan raga menutup ranah
Membungkam tiga indra terindah
Memicu sengketa bagai bocah
Memberi sentilan, dikata bertingkah
Mengirim gertakan, dibilang serakah
Menyebar kritikan, dikira bermegah
Bumi bergerak dalam garis alam
Tanpa ingin, tanpa kehendak juga
Bertasbih, memuji, menebar salam
Tunduk, takluk, pada Sang Pencipta
Panggul, 11 Agustus 2020
LAPAK BESTARI
Nur Rofik KS
Alam beringas memberi sentilan keras
Hingga papan belajar ditikam mati
Tetapi, ilmu tetap diajarkan dengan tegas
Dan, jiwa yang tunduk memberi simpati
Saung sejuk dikaki bukit
Hamparan rumput hijau segar
Saksi abadi tercurah budi pekerti
Bilik keluarga sedikit sempit
Zawiat tempat sajadah terhampar
Mengumbar senyum senang di hati
Balai-balai wisata lapang nan luas
Balai desa hijau indah menawan hati
Mereka bersorak girang dengan keras
Menyanjung para pencari ilmu sejati
Panggul, 13 Agustus 2020.
SURATAN ZAMAN
Nur Rofik KS
Cantik molek berisi
Bumi dipenuhi ambisi
Mayapada menjerit pilu
Suratan berakhir kelu
Zaman berganti berpoles bedak
Sayangnya, tanpa peduli ahlak
Teguran Tuhan, tak berjejak
Panggul, 11 Agustus 2020
PENCOLENG PELUH
Nur Rofik KS
Raga basah bermandikan sendu
Terik mentari diantara rindang dedaunan
Menjadi atap jiwa penuh rindu
Akan langkah hati membaca kehidupan
Lektur dijaja menggugah rasa
Bukan hanya pajangan indah
Atau pemanis taman balai masa
Melirik manis sang pemangsa
Mencekal lengan serasa pecah
Membuai sadis merenggut nyawa
Melansir warta memerindah jenama
Sonder menolehkan riwayat pegiat
Sosok temaah pemakan sesama
Yang jelak saudara mandi keringat
Panggul, 9 Agustus 2020
KEJORA BINTANG MALAM
Nur Rofik KS
Malam bersimpuh merapal dosa
Melagukan hitungan semua karsa
Hening menemani dengan leluasa
Tanpa peduli para pengunjuk rasa
Duhai gelap, tatap sang langit
Seberkas cahaya dalam redup
Menampar muka dengan sengit
Duhai langit, tampakkan kejora
Diantara seringai para dewi
Yang bermandi darah asmara
Bintang bersimpuh merapal pujian
Memohon Sang Khalik memberi ampunan
Gelap merapat enggan berjauhan
Dan, bintang hanya pasrah akan suratan
Panggul, 3 Agustus 2020
TEREKAM SETAN
Nur Rofik KS
Gendewa kaca benggala mengiring bisu
Hingga setan damai mengembang nafsu
Dedemit menari melonjak menekan hati
Menyanyikan nada membuat jiwa mati
Nurani dipasung dalam tabir
Manusia bersumpah hanya di bibir
Sukma melayang tanpa pikir
Ketika amarah direkam setan
Netra mencelang penuh bulatan
Rohani terbang dalam kesesatan
Wahai hayat yang sedang gundah
Tatap mesra Sang Pencipta resah
Penulis garis hidup dalam buku abadi
Hanya pada ALMALIK tempat mengabdi
Panggul, 26 Juli 2020
PEMANGSA HATI
Nur Rofik KS
Buyung tersimpuh dalam kemanjaan
Bapa menahan panah saat kemarahan
Biyung memejam mata karena kegundahan
Ketika buah hati mengunyah fuad wali dalam kenakalan
Pemoles kata perkasa melesatkan senjata peremuk sukma
Si centil pecinta kudapan mesra terkulai tanpa daya
Rayu adam merasuk memamah kalbu hawa tanpa sisa
Alam bergejolak dalam kebisingan manusiawi
Ketika jalma mengumbar keinginan tanpa kendali
Hingga pandemi menggeramus nurani insan untuk menasihati
Bila darah daging sudah mengunyah fuad pengampu hidup,
Kala lelanang jagad selalu memamah kalbu si geulis hingga redup,
Ketika anak adam bernafsu menggeramus nurani sesama karena sanggup,
Haruskah Sang Penguasa alam melapukkan mayapada dengan sekali tiup?
Panggul, 3 Juni 2020
MERAPAL ILHAM
Nur Rofik KS
Kelembutan senja membelai manja
Menutup cakap pun membungkam kata
Menampik suara menolak bahana
Si burit merayu mesra menuju Sang Pencipta
Zaman memaksa alam kembali gelap
Jiwa hening dirasa hingga terlelap
Hindari sukma dimakan roh kalap
Tertunduk atma dalam sepi lengang
Dosa, khilaf pun alpa kembali terngiang
Meronta nafsu , sesal bergejolak bimbang
Rapal isyarat menyusuri gejala alam
Tangan Tuhan tunak menuntun ilham
Kaji wejangan Almalik dalam diam
Untuk menjadi hamba Halikuljabbar pembawa salam
Panggul pesisir selatan, 2 Mei 2020
4334 Nur Rofik ini bernafas sufisme. Di antara kata-kata yang dipilihnya ada yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang sudah tenggelam dalam nafas “kedalaman pemahaman”.
Puisi yang sama, diubah. Nur Rofik tentu saja mempunyai hak bertahan pada puisi aslinya. Dan boleh mempertimbangkan saran perubahan yang diajukan.
MERAPAL ILHAM
Nur Rofik KS
Senja lembut membelai manja
Menutup cakap membungkam kata
Menampik suara menolak bahana
Senja merayu mesra menuju Sang Pencipta
Alam kembali didekap gelap
Jiwa dalam hening rebah terlelap
Tangan menengadah penuh harap
Tertunduk jiwa dalam sepi lengang
Dosa khilaf dan alpa kembali terngiang
Meronta nafsu sesal bergejolak bimbang
Isyarat dirapal menelusuri gejala alam
Tangan Tuhan syahdu menuntun ilham
Mengkaji wejangan Almalik dalam diam
Menjadi hamba Haliquljabbar pembawa salam
Panggul Pesisir Selatan, 2 Mei 2020
Selamat berlatih. Dan mulailah berpikir untuk apa aku berpuisi?
Hakimi Sarlan Rasyid
202005022048_Kotabaru_Karawang
Komentar
Tulis komentar baru