ODE UNTUK ISTRI
Didih napas di ubunmu melepuh serupa magma caharkan tabah dalam geliat suara menantang langit. Hyang! Hio! Hyang! Mantra menguar jagat bergetar. Aku terbawa renjana kalakian di selah ejan kau cecap asin keringatmu bau belerang. Engkau tersedak sakral kata-kata di ujung permohonan.
Ada yang meredup, sorot mata yang menatap sebelum berlalu. Bibirmu bergetar, lembut kutangkap makna yang lewat. Hyang! Hio! Hyang! Setipis kabut melayang-layang lembut dari celah bibirmu. Keterpanaan seketika melumpuhkan kata-kata. Aku menatapmu tanpa kata-kata. Kata-kata yang hendak kau kata tak juga kunjung. Kita membisu. Saling memahami dalam diam. Dan, sontak dalam diam itu engkau menunggu selarik tangis perpisahan dari dalam rahim yang menyimpan ruh kehidupan cinta kita.
Komentar
Tulis komentar baru