aku mendengarmu dalam segala ketenanganmu.. disana.. diantara asa yang pernah kau lemparkan pada semesta dihadapanku.. yang sempat aku saksikan dengan tundukkan kepala.. dan kebahagiaan yang tak bisa lagi kutandai sebagai mimpi-mimpi..
aku tak pernah mampu untuk mengalirkan setiap mimpimu dalam sungai kehidupanku.. telaga hatiku masih terlampau dangkal untuk kau arungi.. juga teramat rapuh menerima hempasan gelombang biduk yang kau dayung bersama harap yang membiru..
aku mendengar semuanya tentangmu.. engkau bukanlah seorang peragu, atau pesembunyi ketika kilau cahaya kekalahan mengusap hatimu.. aku membenci diriku yang terus menghampiri malam-malammu, pada apa yang engkau namai keterusaian..
aku tak bisa terus membekukan rasa didasar hati.. akupun berharap sorot matamu hadir dalam tetes airmataku.. menyaksi kerapuhan hati.. dan melintasi arah yang pernah kita impikan sebagai jalan yang kelak kita tempuhi dalam kesempurnaan yang tak berujung..
kelak dalam tempuhan yang mempusarakan harapan ini, akan mempertemukan cinta lain dalam keluassannya.. dalam kuasanya, dan dalam reruntuhan mimpi yang memaritinya.. hanya engkau atau seseorang sepertimu yang mampu menciptakan nafas pertemuan itu..
Aku ingat kau pernah berkata.. "Kadang cinta akan abadi, Namun kadang juga menyakitkan.." engkau sendiri telah mengembalikan putaran waktu kepada pemiliknya.. hingga kaupun tahu betapa waktu cepat berlalu.. meninggalkan kita yang lahir dan besar dalam kabut musim panas, terikat oleh kejutan dan manisnya memoar..
tak ada lagi yang tersisa kini.. apalah artinya detak jantung didada, ketika semua itu tidak pernah menjadi nyawa-nyawa bagi mimpi yang kita peti-mati.. adalah simalakama yang tersenyum dan berkata ketika semuanya berakhir pada sekujur janji.. "seseorang seperti dirinya kelak akan kembali disini.."
baca terjemahan lagunya..
Komentar
Tulis komentar baru