Skip to Content

Siber Echo Chamber

Foto Feri Sulianta

Siber Echo Chamber

Dalam ruang maya yang tak terbatas,
Pesan-pesan mengalir tanpa jeda,
Namun di sini, gema tak pernah lenyap,
Semua kembali, seolah tanpa suara baru.

Suara yang kukenal, terus bersahutan,
Menguatkan keyakinan yang sudah tertanam,
Di layar ini, dunia terasa dekat,
Namun pandangan tetap sempit dan padat.

Dalam guliran tak berujung, kita terperangkap,
Mengintip hidup yang serupa, tanpa celah lepas,
Cermin-cermin digital menyajikan bayangan,
Seakan dunia luar hanya pantulan diri yang sama.

Namun di balik layar, angin lain berembus,
Pesan dari dunia yang tak kuasa kujelajahi,
Jika kuberani menjelajah, menembus dinding-dinding,
Mungkin suara lain akan mengisi ruang sunyi ini.

Ruang gema bisa runtuh,
Jika saja kita mau mendengar yang berbeda,
Di dunia maya ini, banyak yang tersembunyi,
Namun kebenaran masih bisa ditemui.

Ilustrasi Puisi Teknologi


Puisi Siber Echo Chamber memaknai bagaimana media sosial sering kali menciptakan ruang gema (echo chamber), di mana seseorang hanya mendengar, melihat, dan berinteraksi dengan pandangan atau opini yang serupa dengan keyakinan mereka sendiri. Dalam konteks ini, media sosial memperkuat bias, mengulangi informasi yang sama, dan menutup pintu terhadap perspektif baru atau berbeda.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler