menari dan melambai, melenggok berkejaran
riuh deburnya tak kenal diam, dialah
gugusan ombak sepanjang masa
, dihatiku
pada mulanya sepatah kata
“Iqra!”, demikian disuruhNya aku
, maka demikianlah sajak bermula
bila dimana dia berhenti, bagaimana kemana dia menuju
sejauh ini terus kueja, dalam tanyaku terus kubaca
lalu kepadamu, kutuliskan ia seadanya
sajak-sajak dialah ombak
di deburnya debarlah aku,
sorang nelayan berjala rindu
bermata awan menatap langit
bermata cemas memandang musim, membaca angin yang kian sungsang
kulihat matahri kian garang, badai hitam kian lancang
wajah lautan kian senjang
buih-buih pecah diadu gelombang
berserakan sepanjang zaman
sebagai kesaksianku
maka kepadaMUlah kutuliskan
tentang buih-buih yang lemah itu
tolonglah kami tuhan,
hatiku ombak bertangisan
Batam, 30.04.2014
Komentar
Tulis komentar baru