Skip to Content

Dua Ratus Kalimat Cinta untuk Mey

Lantunan ayat-ayat cinta itu kembali hadir dalam kemarau hatiku yang kian gersang, dua ratus ayat cinta itu menggantikan sembilan puluh delapan harapan yang hanya menjadi kenangan yang kian menyesakkan. Kini seratus dua harapan baru telah menjemputku untuk menjadi wanita yang paling sempurna setelah jubah hitam sempat menyelimutiku saat aku merasa benar-benar rapuh.

Mungkin Aku Lupa

Aku mungkin lupa

dimana kusimpan aroma hujan

yang kauberi padaku waktu itu

Juga warna mata dan rona senyummu

 

KETIKA POLITISI BERPUISI

ketika politisi berpuisi

alih alih orasi

caci dan maki

Perempuan Jalang

PEREMPUAN JALANG, 1

 

Di perempatan kota, sepasang mata jalang menyala

senyum-senyum mungilnya hangus terbakar tanduk-tanduk kerisauan

Hidayatul KhomariaDua Ratus Kalimat Cinta ...Mega Dini SariMungkin Aku Lupa
ombiKETIKA POLITISI BERPUISIJoan UduPerempuan Jalang

Prosa

SEKOLAH TEPI SAWAH ANGIN NAN MENDERU

SEKOLAH TEPI SAWAH ANGIN NAN MENDERU

 

Mungkin untuk bahagiamu, dusta pun diijinkan

Alay. Begitulah mungkin kata sebagian orang kala mendagar ucap kata yang begitu indah.

Mungkin memang sarat akan makna, namun sering kali berakhir dengan dusta dan kemunafikan. Itulah mengapa mungkin kata-kata gombal sering kali dianggap menjijikan.

SEMAIAN BUDI NAN BERSEMI

SEMAIAN BUDI NAN BERSEMI

 

MUSIM NAN BERSILIH GANTI

MUSIM NAN BERSILIH GANTI

 

MUSIM permainan zaman kanak-kanak pada tahun 1970-an bersilih ganti. Tiada siapa pun yang mengaturkannya. Mereka bagaikan serasi. Apa yang dimainkan di sesebuah kampung, juga turut dimainkan di kampung lain. Kisah cepat tersebar biarpun tanpa telefon pintar.

DARI BUNTUT PULAU KE PESAGI

DARI BUNTUT PULAU KE PESAGI

 

AKU DAN MAWAR MERAH

 

 

 

AKU DAN MAWAR MERAH

 

Merah muda itu merah juga.

 

Banyak hal unik yang aku alami dalam menjalani kehidupan ini dan salahsatunya adalah tentang menanam bunga ini. Aku mengenal dan senang bunga ini sejak aku masih di sekolah rakyat. Masih elas VI.

 

DARI KAMPAR KE KUALA SEMANTAN

DARI KAMPAR KE KUALA SEMANTAN

 Kemirau @ Sang Murba


KETIKA melintasi ruang tengah rumah, Leha terpandang tok masih berada di atas sejadah. Tok menundukkan wajah sambil menyeka air matanya. “Apa yang tok sedihkan ni,” bisik hatinya.

GADIS DI JENDELA RUMAH AGAM

GADIS DI JENDELA RUMAH AGAM

 Kemirau @ Sang Murba

KEBELAKANGAN ini tidurku kerap terganggu. Sekembali dari Gunung Ledang tempoh hari, aku kerap meracau. Bayangan gadis yang kulihat di jendela rumah agam di kaki gunung itu seperti mengekoriku.

“Bagaikan dia ingin menyatakan sesuatu,” lintas hatiku.

Sindikasi materi

Bookmark



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler