tak sesuatupun ingin kutulis siang ini hingga mentari kelak tertelan senja.. ada serupa dirimu yang akan hadir pada jingganya, hingga aku harus memunguti satu persatu kata-kata yang pernah aku hapus-hilangkan selagi engkau membaca apa yang pernah aku tuliskan..
lalu menjadikannya bait-bait keniscayaan untuk menuntun sebuah kemungkinan yang jika saja Tuhan inginkan.. adalah aku yang senantiasa menghadirkan sebuah senyum diantara segala harapmu.. adalah mungkin aku juga yang tak tersengajakan meretaskan airmata dibening bola matamu..
maafkan aku..
ditulis oleh Theo Jabrik Pada: 8 Januari 2015; Jam 12:57
Komentar
Tulis komentar baru