:SeuLanga
/1/
aku telah terhujam
ketajaman kata maafmu
yang seketika menebas pucuk-pucuk rindu
yang selalu menguncupkan nama kamu.
/2/
meskipun daun-daun telah luruh
terpisah dari segala tubuh
musim demi musim, aku tak mungkin
menggugurkan lembar persahabatan
yang selalu setia menampung segala curahan rindu itu.
/3/
jika ada sajakku yang tiba-tiba menggumpal pekat
menjadi awan hitam di langit hatimu, biarkan ia
mencurahkan rintik-rintik maknanya
meskipun ia mengguyur segala tanyamu yang ragu-ragu itu
sebab tak segala yang basah adalah gelisah
sebab selalu ada matahari cerah
yang memberimu pelangi setelah hujan reda.
/4/
tersenyumlah SeuLanga
sebab langit malam kota ini telah kehilangan bulan sabitnya.
/5/
maaf.
(STAR 633, Yasir Evi, 14102012, 22.34)
Maaf
- 1056 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru