Setiap kali datang, engkau selalu ketuk pintuku
engkau bernyanyi-nyanyi kecil di dalam dadaku
membuatku ikut bernyanyi mengikuti syairmu
dan terciptalah sebuah judul puisi karena hadirmu
Ketika lama tak datang, aku mencarimu
ke segala arah dan tujuan aku berjalan
dan kudapatkan rumahmu di ujung jalan sepi
engkau menyendiri ditempat yang sunyi
Kuketuk pintu rumahmu, tiada yang menyahut
kulihat melalui kaca jendela, tiada siapa pun di dalam
hanya tumpukan ribuan kata berserak di sana sini
hanya tumpukan jasad kata-kata, tiada ruh yang membuatmu hidup
Kulihat jasadku terbaring dalam tumpukan kata-kata itu
oh ternyata aku berjalan hanya dengan ruh
ruh yang selalu merindukan pasangan abadinya
ruh yang kehilangan jasadnya karena ketidak-hadiranmu
Komentar
Tulis komentar baru