Keheningan tak berdenyut, jam dinding kehilangan detak
Saat-saat kapal berlayar dan berlabuh dalam hempasan ombak
Angin membara menebar jaring api ke bola matamu
Aku yang terbakar, berpeluh embun di sekujur tubuhmu
Berenang dalam gelora ombak, mengejar kapal yang karam
Ku cium aroma resahmu memancing datangnya hiu
Resah embun membangunkan fajar dari rebahnya
Engkau yang menghentikan perjalanan anginmu di bibir subuh
Meninggalkan ku membutir pada helaian ilalang kering
Komentar
Tulis komentar baru