"Puisi yang Sekarat"
Siapa yang memecahkan air mata
di pelepah purnama?
Tak kau ciumkah aroma luka
yang terbit dari sekuntum mawar?
Puisi sedang berdarah,
dan turun tangan mengusap perihnya sendiri yang netas di taring kemarau
Siapa yang menyeringai,
ketika seekor pelangi terkoyak-koyak
di sehelai daun keladi?
Maka saksikan matahari menarikan tari apinya
bersama belantara yang berjoged seirama badai
yang berdiri bersama sepasukan jelaga hitam.
Sumatera Gersang, Medio April'16
Komentar
Tulis komentar baru