Senja bisakah kau menjemput petang lebih cepat
Agar aku bisa segera temui pekatnya langit
Aku tak mendapati pagi, siang juga senja
Aku berharap malam berjalan panjang
Langit berbaik hati menghitamkan diri
Hamparan awan bak kapas lepas dari kulitnya
Terduduk dengan posisi favorit mendekap lutut
Mengguratkan jari mengikuti pola keramik
Ku biarkan langit memandangiku
Awan-awan hitam mulai mendesah
Memejamkan kedua mata tuk menemukanmu
Senyummu hilang di gelapnya malam
Takdir langit malam ini dibenci sebagian orang
Gumpalan awan berbuah buliran lembut
Aku bertemu dengan malam
Menggurat wajahmu di langit hitam
Bintang gemintang tak hadir malam ini
Rembulan sudah habis masa purnamanya
Aku bahkan bisa melukis wajah lengkap dengan senyummu
Lima detik kemudian buliran bening itu luruh ke pipi
Malam akan tetap hadir meski tanpa bintang dan bulan
Langit akan menghitam ketika senja mengantar sang petang
Cinta itu sederhana atau sepedih ini
Tertusuk padamu, berdarah padaku
Tertusuk padamu, berdarah padaku
- 3945 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru