Aku ingin bertarung dengan cinta,
Karena aku tidak ingin hidupku diaturnya.
Kuhunus pedang, kuayun berkali-kali
Tapi tak seujung kuku pun menyentuh kulitnya.
Aku sudah bersimbah peluh dan darah
Tetapi dia – Cinta – hanya tertawa
Beberapa kali ujung pedangnya menari dan berselancar di kulitku
Meninggalkan jejak panjang yang merah dan menganga.
Aku tetap tidak ingin berhenti bertarung dengan cinta
Aku tidak ingin menyerah begitu saja dipermainkan pedangnya
Aku tidak ingin menjadi bodoh karena cinta
Dan aku menantang cinta demi harga diriku.
Tapi, harga diri yang mana?
Semua telah porak-poranda oleh cinta,
Aku telah menjadi pembohong besar untuk menjatuhkan cinta
Tetapi aku yang tersungkur
Aku telah menertawakan semua orang untuk mempermalukan cinta
Tetapi ternyata aku menertawakan diriku sendiri
Aku telah menuangkan racun untuk cinta
Tetapi aku yang menegaknya.
Aku benar-benar
telah terpecundangi
oleh cinta.
Jambi, Juli 2005
Komentar
Tulis komentar baru