ia berjalan di tepian kehidupan yang sunyi
mengais sejumput makanan di antara hingar bingar sesama
ditapakkannya langkah dengan penuh kehati-hatian
untuk tetap menjaga harga dirinya
iapun tetap mengembangkan senyum
yang disembunyikan dalam kegetiran hidupnya
ia tetap mengikuti derap kehidupan
meski terkadang harus menjerit kelaparan
begitu tenang
begitu sanatai
karena ia sadar bahwa liku jalanan harus dilalui
tertegun ia, saat menatap dirinya sendiri
disadarinya usia semakin menua
sedang jalan yang dilalui belum jelas terbuka
Komentar
Tulis komentar baru